Pelaksanaan Nuja Rame "Memperingati Hari Lahir Desa Batu Bulan ke 101 tahun"

Tradisi Nuja Rame, yaitu menumbuk padi beramai-ramai yang dilakukan oleh kaum perempuan usai musim panen.Nuja merupakan bahasa Sumbawa yang artinya menumbuk, sedangkan rame artinya ramai. Tradisi Nuja Rame sebagai salah satu budaya yang masih di lestarikan oleh masyarakat desa Batu Bulan untuk memperingati Hari Lahir ke 101 tahun Desa Batu Bulan.

Nuja Rame Desa Batu Bulan ke 101 tahun

Batu Bulan, 4 November 2024

Tradisi Nuja Rame, yaitu menumbuk padi beramai-ramai yang dilakukan oleh kaum perempuan usai musim panen. Nuja merupakan bahasa Sumbawa yang artinya menumbuk, sedangkan rame artinya ramai. Alat menumbuk yakni nisung atau rantok dan ngalu. Nisung atau rantok merupakan wadah tempat padi atau beras dimasukkan dan ngalu merupakan alat untuk menumbuk.  Dalam prosesi nuja’ terdapat bunyi yang dihasilkan dari pola pukulan dari rantok dan deneng. Pukulan ini menggunakan pola yang bernama basalolo dan basanentek. Dua pola ini tidak bisa berdiri sendiri tetapi saling berkesinambungan. Pukulan utama yang memulai nuja’ adalah pola basalolo dan pola basanentek yang mengisi pukulan utama. Dari gabungan dua pola tersebut menghasilkan irama yang sering dikenal dengan pangonteng. Irama tersebut menjadikan kegiatan atau prosesi nuja’ ramai dan suasana gotong royongnya sangat kental. Pelaksanaan nuja’ ini diselingi dengan tembang lawas yang dinyanyikan oleh masyarakat yang bernuja’’.

Puluhan kaum perempuan berbaris rapi menyungging gabah dengan bakul. Mereka tampak berjalan beriringan menuju Gedung Serbaguna Desa Batu Bulan, Kecamatan Moyo Hulu, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB) Rabu (30/10/2024) sekitar pukul 14.00 Wita. Terik matahari siang itu tak lagi dirasakan saat tabuhan alu bersahut-sahutan menghasilkan alunan irama yang khas. Para perempuan terlihat menawan dengan batedung tuntang (penutup kepala berupa kain khas Sumbawa) dan pakaian adat Samawa, membawa gabah dengan bakul di atas kepala untuk disumbangkan bagi pembangunan masjid desa.


Para perempuan memulai kegiatan bagonteng yaitu menabuh lesung dengan alu sambil melangko atau berpantun dengan syair bahasa daerah Sumbawa. Alu dan nisung telah dihias sedemian rupa sehingga terkesan menarik. Rombongan perempuan lainnya berjalan beriringan menuju Gedung Serbaguna desa dengan membawa gabah di atas kepala. Mereka diikuti oleh kaum lelaki yang tampak bersahaja dalam balutan baju koko, sarung dan peci mengiringi rombongan perempuan nuja rame yang membawa gabah sumbangan dari rumah masing-masing.

Nuja Rame biasanya dilakukan masyarakat pada acara tertentu atau perayaan hari besar sebagai bentuk gotong royong atau saling bantu. Prosesi kali ini dilakukan untuk perayaan hari lahir ke 101 tahun Desa Batu Bulan.

Dihadiri oleh seluruh masyarakat desa Batu Bulan termasuk petinggi desa serta Bupati Sumbawa dan pejabat-pejabat lainnya. Acara ini dibuka oleh Kepala Desa Batu Bulan yaitu bapak Yunus Syufriadi, S.Pd.I.,NL.P. Acara Nuja Rame merupakan serangkaian acara untuk memperingati perayaan Hari Lahir Desa Batu Bulan yang ke 101 tahun. Yang dimana prosesi acara pertama yaitu pawai budaya lokal Desa Batu Bulan yang dilaksanakan pada bulan Agustus, di lanjutkan dengan lomba olahraga yaitu Kades Cup III, lalu di lanjutkan dengan kegiatan budaya lainnya yaitu Barapan Kebo. Seluruh prosesi ini merupakan prosesi untuk memperingati Hari Lahir Desa Batu Bulan yang ke 101 tahun.

#Budaya
SHARE :
LINK TERKAIT